Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih meninggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
Aku lebih senang melihatnya sebagai seorang elit yang humanis.
Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati.